PILGUB KALTIM 2018 #14: ISU TERKUAT HARI INI, KOALISI PDIP + GOLKAR?
Mungkin kalangan yang jeli akan melihat pola komunikasi elit Kaltim beberapa hari ini akan mengatakan hal yang sama, yaitu adanya saling komunikasi antar tokoh yang semakin meninggi intensitasnya dari pada biasanya. Tokoh muda mengunjungi tokoh senior demikian sebaliknya.
Tidak ketinggalan juga beberapa kalangan terlihat sangat aktif berkumpul-kumpul untuk membicarakan pencalonan menjelang pilgub Kaltim tahun depan. Entah itu kumpul-kumpul di warung kopi atau ada juga acara diskusi yang lebih serius dengan melibatkan pengamat, praktisi, mahasiswa, dan berbagai pihak lainnya.
Adakah yang menangkap gelagat PDIP akan berkoalisi dengan Golkar? Ah.. nampaknya masih malu-malu untuk mencoba menelaah hal tersebut. Memang cukup sulit untuk mencari info dari “orang dalam” karena sama-sama tutup mulut mungkin. Hanya saja rasa penasaran public adalah belum terjawabnya secara gambling siapa yang bakal dicalonkan oleh Golkar dan siapa yang dicalonkan oleh PDIP. Sehingga kami “merasakan” ada aroma negosiasi pada kedua partai besar tersebut untuk mengusung bersama calonnya. Golkar sebagai calon Gubernur, dan PDIP sebagai calon Wakil Gubernur, deal… heheh.
Pilkada tanpa calon itu gak mungkin, ada pemilih tapi calonnya gak ada, bagaimana mungkin ya kan. Masa mau memilih kotak kosong? Jangan sampai deh. Kita percayakan saja lah kepada kedua partai besar itu supaya dapat cepat mengumumkan siapa calonnya (sampai tanggal 10 Januari 2018), nampaknya memang bakalan last-minute baru bisa mengumumkan. Atas alasan apa? Ya itu tadi karena masih ber-negosiasi maksimal mencari calon pemimpin yang terbaik bagi masyarakat Kaltim pada umumnya (mungkin bagi pilpres 2019 pada khususnya) kira-kira begitu.
Sebagai bahan pertimbangan jika koalisi PDIP & Golkar terjadi di pilgub Kaltim ;
- Menggabungkan dua kekuatan sama-sama besar mesin partainya dan sama-sama merata kekuatannya sehingga dianggap lebih mudah untuk dapat meraup suara pemilih terbesar.
- Lebih paling siap infrastruktur untuk menjalankan roda pemenangan bagi calon yang diusung jika sama-sama.
- Urusan pembiayaan jadi lebih banyak peluangnya.
- Sebagai win-win solution bagi keduanya.
- Lebih menyatukan masyarakat Kaltim juga pada akhirnya.
- Pesta demokrasi menjadi lebih meriah dan kompetitif, masyarakat pemilih bisa menjadi sangat aktif sehingga menekan angka golput juga.
- Kepentingan secara nasional mungkin dapat terjaga dengan baik (meskipun ini masih debatable).
Yang terakhir dalam poin ini adalah jangan sampai kurang teliti bagi kedua parpol besar ini dalam menyeleksi nama-nama yang bakal disusung sebagi calonnya. Jangan sampai memilih nama yang memiliki resistensi penolakan yang besar bagi publik Kaltim. Pilihlah nama yang di calonkan itu adalah orang yang dapat diterima luas oleh semua kalangan. Calon pemimpin yang paling ”mengademkan” itu jauh lebih dapat diterima jika dibanding calon pemimpin yang memiliki imej ambisius semata.
Demikian dulu opini terkini, dibaca saja sebagai bahan untuk menikmati pilgub Kaltim… cepat minum air putih sehabis membaca opini kami ini supaya lebih segar responmu. Terimakasih … salam kompak warga Kaltim dan NKRI !!!
(DC)
BACA JUGA : Survei Menang Telak Pilkada