STRATEGI MEMBACA RILIS HASIL SURVEI PILPRES 2019
Berikut hanyalah sepenggal respon terhadap berbagai informasi yang telah memprediksi hasil pilpres besok hari. Artikel ini kumaksudkan untuk menerangkan bagi yang masih merasa gelap (galau) terhadap upaya prediksi hasil pilpres yang waktunya tidak sampai 24 jam lagi dari sekarang.
Mungkin dapat membantu untuk menambah sudut pandang terhadap pengalaman politik kedepan atau sebaliknya, mana baiknya lah. Toh kita semua tidak dituntut wajib pasti tepat dalam memperkirakan hasil suatu pemilu dimanapun kapanpun. Hanyasaja perlu disadari bahwa ada ilmu pengetahuan yang mampu secara ilmiah untukdigunakan sebagai sarana dalam menilai maupun “merasakan” apa yang akan terjadi pada pemilu esok hari. Ada pendekatan atau metode ilmiahnya, biasa disebut dengan survei arah potensi pilihan dari masyarakat pemilih.
Beberapa lembaga survei mainstream menginformasikan hasil prediksinya yang di rilis di berbagai media. Ada yang mirip hasilnya ada juga yang berbeda sebaliknya. Sama – sama mengatakan hasil survei ilmiah. Tetapi kok kenapa bisa berbeda hasilnya? Ya itu mungkin bisa dikarenakan bukan karena faktor keilmiahan, atau bisa juga itu dikarenakan memang ada kejadian luar biasa yang tidak terbaca pada saat survei dilakukan.
Ada jarak waktu yang cukup panjang antara pengumpulan data lapangan (data-collecting) dengan waktu rilis hasil surveinya. Ada saja pelaksanaan survei pilpres di bulan Maret yang kemudian dirilis hasilnya bulan April 2019.
Mungkin di antara kalian ada yang bertanya begini ; jadi menurut penulis vote-indonesia.com siapa yang akan menang diantara 01 atau 02? Jawab; aku tidak berkepentingan untuk meyakinkan kalian bakal siapa yang akan menang. Simpan saja sendiri-sendiri wilayah keyakinan itu. Ayo kita berdebat terhadap instrument pemenangan (variabel).
Sebagai bahan perdebatan berikut kuajukan instrument/ informasi
umumnya;
- Silahkan menelaah rilis hasil survei LSI Denny JA, Burhanuddin Muhtadi, dan lembaga survei lainnya. Para lembaga survei yang telah berpengalaman banyak yang mengatakan 01 lebih unggul dari 02. Dengan berbagai argumentasi keilmiahan yang telah dikemukakan. Selami secara mendalam data-data yang telah mereka tampilkan. Jangan didebat dengan keyakinanmu tetapi jika mau debatlah secara ilmiah juga, sehingga akan menghasilkan berprosesnya ilmu pengetahuan. Jangan sampai perdebatan keilmiahan dihentikan oleh faktor keyakinan tanpa dibarengi logika berfikir ilmiah.
- Memang ada juga lembaga survei yang menyatakan 02 lebih unggul daripada 01. Klaimnya juga data ilmiah dan sudah standar metodologi ilmiah. Terus kenapa berbeda hasilnya dengan lembaga survei lainnya? Apa halnya? Kusarankan untuk kalian bahwa dalam memirsa dari hasil berbagai survei pilpres adalah sebagai upaya meningkatkan wawasan dan kecerdasan pandangan politik dan pengalaman pribadi dalam rangka tumbuh kembang peradaban. Bukan untuk menambah sifat arogansi yang akhirnya dapat menjatuhkan nilai kemanusiaan. Dalam batas inilah pandanganku terhadap suatu keilmiahan data sehingga “boleh keliru” dalam memprediksi hasil pilpres, dengan catatan metodologinya telah terekam dengan baik sehingga dapat diperbaiki dikemudian hari.
- Bedakan kalau prediksi tanpa data ilmiah. Apa lagi kalau hanya memprediksi pake rasa-rasanya. Akan banyak orang merasakan 01 menang, dan ada banyak juga orang lainnya merasakan 02 menang. Nah, kalau yang pake rasa-rasanya begini sebaiknya tinggalkan perdebatan begitu. Karena itu akan membuatmu tidak bertambah pintar. Alih – alih yang begitu hanya tambah menegangkan urat leher saja.
- Masa kampanye terakhir di GBK dimulai pihak 02 yang memadati ruang sejak malam hari hingga sore hari, berbagai tampilan rasa khidmat. Sementara selanjutnya di hari kemudian pihak 01 yang juga memenuhi GBK dengan tampilan tak kalah banyak. Itu artinya sama-sama punya banyak massa. Sama-sama mampu dalam urusan banyaknya orang berkumpul di GBK. Apakah ini ukuran? Ya ini ukuran, tetapi itu bukan diukur memakai ilmiahnya data. Karena Indonesia ini bukan hanya GBK tetapi Indonesia ini ya juga GBK ya juga Kutai Kartanegara, ya juga Jogjakarta, ya juga dari sabang sampai merauke. Selami secara mendalam hal ini kawan.
- Di sepekan terakhir ini kita menyaksikan kejadian dari orang – orang yang dikenal sebagai “pembicara” terkenal yang menyatakan dukungannya kepada pihak 02. Ada UBN (Ustadz Bahtiar Nasir) ada UAS (Ustadz Abdul Shomad) ada juga UAH (Ustadz Adi Hidayat, selanjutnya ada juga AA Gym yang menyatakan mendukung 02. Sementara pihak 01 juga tidak kalah hebat yang mendapat dukungan dari orang-orang yang hebat juga seperti Mbah Maimun Zubeir, Habib Lutfi Bin Yahya, dan lainnya yang mungkin tidak sempat kutuliskan disini.
Point 5 ini tidak sempat di survei pengaruhnya secara detail karena waktu pemilu semakin dekat. Apakah signifikan pengaruhnya dukungan para tokoh ini dalam mendongkrak elektabilitas? Jawabnya nanti habis pemilu kita tunggu hasil penelitian selanjutnya. Tapi ini akan menjadi point dalam pemilu berikutnya. Silahkan para lembaga survei untuk menelitinya nanti selesai pemilu saja karena sudah tidak sempat untuk di survei kan.
Segitu saja dulu ya artikel penyapa ini kusampaikan. Sekali lagi kutegaskan bahwa lembaga survei yang merilis hasil surveinya itu bisa benar dan bisa salah. Tetapi itu dalam rangka pengalaman ilmu pengetahuan semata, bukan dimaksudkan untuk membuat menang atau kalahnya para kontestan dalam pemilu.
Jangan pernah mengadili
lembaga survei ilmiah, kalau oknumnya mungkin saja tidak taat aturan ilmiah
yang juga mungkin dikarenakan urusan pribadi saja. Biarlah ilmu survei terus
berkembang jangan di hambat gegara ulah oknum yang berkepentingan keliru
sekalipun dia ahli misalnya.
Terakhir sebagai penegasan subjective bahwa kuberpihak pada selisih suara dalam pilpres besok ada pada angka 11,5% dengan margin of error sebesar 2,0%.
Selamat bersiap menyiapkan diri untuk memilih besok hari bagi masyarakat yang berada dalam negri. Jangan lupa dandan, kalau perlu cukur rambut dulu biar segar pergi ke TPS besok hari. Salam kompak NKRI, salam damai para senior !!!
(Doni Candra, S.iP)