PILGUB KALTIM 2018 #30: PERILAKU PEMILIH

PILGUB KALTIM 2018 #30: PERILAKU PEMILIH

Masyarakat pemilih memiliki berbagai macam respon terhadap berbagai peristiwa politik yang berkembang saat ini. Respon tersebut dapat berwujud langsung berupa dukungan, penolakan, atau hanya sekedar bagi penambah wawasan semata.

Pada perkembangannya kalangan peneliti dari waktu ke waktu selalu mencari pola yang disesuaikan dengan kebutuhan saat itu, guna membuat kesimpulan-kesimpulan sehingga dapat membaca arah perilaku politik pemilih dalam rangka mengukur tingkat kedewasaan demokratisasi di suatu wilayah tertentu.

Keran demokrasi yang terbuka lebar seperti saat ini ditanah air yang berupa pemilukada serentak tahun 2018 ini di 171 daerah yakni provinsi, kabupaten, dan kota adalah bagian dari perwujudan sikap demokratis. Diharapkan Indonesia dalam menyongsong masa depannya akan mampu sederajat dan aktif dalam pergaulan dunia internasional.

Mengukur perilaku pemilih disuatu wilayah yang akan melaksanakan proses pemilukada (baik itu pilgub, pilbup, maupun pilwali) adalah semacam kebiasaan yang senantiasa ditunggu kehadirannya. Banyak sekali pakar yang terlibat dalam pengukuran/ analisis perilaku pemilih ini. Hanya saja bahan yang tersedia saat ini masih dirasa belum memadai. Hal ini ditandai dengan masih kurangnya literatur khas ke-Indonesia-an yang mengulas perilaku pemilih ini dari berbagai sudut pandang.

Sebagai masukan bagi kalangan yang konsen dibidang penelitian perilaku pemilih ini, kami meng-opini-kan uraian singkat ini. Namun, kami sadar bahwa opini kami ini jauh dari kepuasan yang bersifat komprehensif dari sisi penilaian yang kompleks pula demi memenuhi hasrat yang nyata dilapangan.

Tidak dipungkiri bahwa pemahaman perilaku pemilih dapat bermanfaat praktis dalam ajang kompetisi semacam pemilukada. Konsultan pendamping kandidat memiliki track-record yang akan ditawarkan sebagai jasa konsulting-nya. Sebagai konsultan tentu arahannya akan didengar dan mungkin akan menjadi bagian dari bahan pertimbangan sebagai langkah-langkah strategis dalam proses kampanye.

Mengetahui perilaku pemilih dapat akan berhubungan dengan kemampuan mempengaruhi perilaku memilih itu sendiri. Semakin lengkap informasi perilaku pemilih maka akan berpeluang semakin efektif dan efisien langkah kampanye kandidat.

BACA JUGA: Sikap Jurkam Efektif?

Meskipun pemanfaatan pemahaman perilaku pemilih ini masih jadi bahan perdebatan pada tataran keilmuan modern, dikarenakan bisa nampak seperti menariknya kearah pragmatisme sesaat sehingga mungkin akan mengabaikan etika ilmu pengetahuan itu sendiri. Tetapi hal tersebut tidak harus menghentikan pengembangan teori perilaku pemilih itu sendiri. Karena konsep teori perilaku pemilih itu berlandaskan keilmiahan ilmu pengetahuan yang boleh hadir dalam pengembangan proses demokrasi bagi suatu Negara.

Kami meyakini bahwa konsep atau teori perilaku pemilih ini sangat membantu dalam meningkatkan wawasan semua pihak baik itu masyarakat pemilih maupun bagi kontestan (kandidat) yang memperebutkan suara pemilih selama proses pemilihan semacam pemilukada tahun ini.

Nah bagaimana dengan perilaku pemilih di Kaltim??? Hmm....mungkin ditulisan selanjutnya saja yaa..hehe...

Selamat berdemokrasi negriku, selamat menyambut pemilukada tahun 2018 bagi yang merayakannya. sekian

(DC)

BACA JUGA: Pilgub Kaltim 2018 #28: Kandidat Paling Populer Saat Ini?

Recommended for you